Senin, 30 Januari 2017

Kawasan Pecinan Semarang

Kawasan Pecinan Semarang

Kawasan Pecinan Semarang memiliki sejarah yang tidak kalah panjang dengan Kawasan Kota Lama Semarang, kawasan ini menjadi salah satu pemegang pengaruh besar terhadap pembentukan Kota Semarang dan memiliki nilai historis yang tidak lekang dimakan waktu serta berpontensi sebagai salah satu kawasan wisata budaya. Awal terbentuknya kawasan Pecinan ini dikarenakan pemberontakan orang Tionghoa di daerah batavia pada tahun 1740 kepada kompeni Belanda, namun berhasil digagalkan di tahun 1743. Ketakutan Belanda terhadap kaum Tionghoa inilah yang kemudian membuat Belanda memindahkan orang Tionghoa di Semarang yang dulunya tinggal di daerah Gedong Batu ke kawasan sekarang ini. Tujuannya agar Belanda mudah mengawasi pergerakan dari orang – orang Tionghoa karena berdekatan dengan Tangsi Militer milik Belanda yang terletak di Jl. KH.Agus Salim atau Jurnatan (sekarang menjadi Miramar Restaurant).

Sebagai sebuah kawasan yang pernah menjadi pusat perdagangan dan jasa kaum Tionghoa pada jaman dahulu, Pecinan Semarang memiliki potensi ekonomi, sosial, dan budaya yang sangat kuat. Kawasan ini sudah dipertegas oleh Pemerintah kota Semarang masuk dalam daftar kawasan revitalisasi melalui Surat Keputusan (SK) Wali Kota No 650/157 tanggal 28 Juni 2005 mengatur tentang Revitalisasi Kawasan Pecinan, dan sekaligus sebagai pusat wisata budaya Tionghoa di kota Semarang.

Batas Wilayah Kawasan Pecinan.

> Batas Utara : Jl. Gang Lombok (Klenteng Tay Kak Sie)
> Batas Timur : Kali Semarang
> Batas Selatan : Kali Semarang, Jl. Sebandaran I
> Batas Barat : Jl. Beteng

Aksesibilitas Kawasan Pecinan.

Untuk dapat mencapai kawasan Pecinan ini setidaknya ada 4 jalan utama yang langsung membawa Anda berada di kawasan Pecinan Semarang, yaitu :

> dari jalan KH. Agus Salim (Jurnatan) masuk ke jalan Pekojan akan tembus ke jalan Gang Pinggir.
> dari jalan Jagalan ke jalan Ki Mangunsarkoro tembus ke jalan Gang Pinggir.
> dari jalan Gajahmada ke jalan Kranggan lalu masuk lewat jalan Beteng.
> dari jalan Gajahmada ke jalan Wotgandul lalu lewat jalan Wotgandul Timur.

Kawasan Pecinan Semarang terkenal sebagai Kawasan Pecinan dengan 1001 Klenteng, karena di kawasan ini terdapat 9 Klenteng yang masing – masing memiliki keunikannya sendiri.
  1. Kelenteng Siu Hok Bio, 1753 | Jl. Wotgandul Timur No.38
  2. Kelenteng Tek Hay Bio/Kwee Lak Kwa, 1756 | Jl. Gang Pinggir No.105-107 (menghadap jl. Sebandaran)
  3. Kelenteng Tay Kak Sie, 1771 | Jl. Gang Lombok No.62
  4. Kelenteng Kong Tik Soe, bagian dari Klenteng Tay Kak Sie. | Jl. Gang Lombok
  5. Kelenteng Hoo Hok Bio, 1779 | Jl. Gang Cilik No. 7, Telepon : (024) 356.7612
  6. Kelenteng Tong Pek Bio, 1782 | Jl. Gang Pinggir No.70
  7. Kelenteng Wie Hwie Kiong, 1814 | Jl. Sebandaran I No.26
  8. Kelenteng Ling Hok Bio, 1866 | Jl. Gang Pinggir No.110 (menghadap jl. Gang Besen)
  9. Kelenteng See Hoo Kiong/Ma Tjouw Kiong, 1881 | Jl. Sebandaran I No.32

Kawasan Pecinan Semarang memiliki beberapa aktifitas masyarakat yang dapat dikatakan semua masyarakat kota Semarang mengetahuinya, seperti :
  1. Pasar tradisional Gang Baru, dinamakan sesuai nama jalan itu sendiri dan terletak diantara jalan Wotgandul dan jalan Gang Warung, pasar Gang Baru dapat dikunjungi setiap hari di pagi hari mulai pukul 05.00 sampai selesai.
  2. Waroeng Semawis, aktifitas wisata kuliner di semarang, dimana aneka jajanan makanan dan minuman dijajakan sepanjang jalan Gang Warung yang berlangsung setiap hari jumat, sabtu dan minggu mulai sore hari sekitar jam 18.00 sampai selesai.
  3.  Pasar Imlek Semawis, kegiatan event ini masuk dalam agenda tahunan wisata kota Semarang dan diadakan selama 3 hari dalam rangka  menyambut tahun baru Imlek.
Kawasan Pecinan Semarang ini berdekatan dengan Kawasan Kota Lama Semarang (Little Netherlands), Komplek Jurnatan (pusat perdagangan di kota Semarang), Pasar Tradisional Johar (salah satu bangunan yang memiliki desain arsitektur terbaik dijamannya karya Herman Thomas Karsten).
Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar